Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PENGERTIAN HYPER THREADING

 
Hyper threading merupakan teknologi yang memungkinkan sistem operasi tertentu mendeteksi adanya dua buah prosesor logis (logical processor) yg beroperasi, meskipun kenyataan hanya ADA sebuah prosesor. Cara kerja teknologi ini tidak terlalu rumit. Prosesor Akan menjalankan dua aplikasi atau lebih secara bersamaan secara paralel. Dengan demikian Akan didapatkan efisiensi dan waktu eksekusi yang lebih singkat jika dibandingkan dengan resources yang sama dengan prosesor tanpa kemampuan hyper threading.
Syarat yang harus dipenuhi agar fitur hyper threading ini bisa dimanfaatkan sebagai berikut :
Prosesor Intel Pentium IV 3,06 GHz ke atas.
Chipset-nya sudah mendukung fasilitas ini, misalnya chipset E 7205 (Granite Bay) dan E 7505 Dari Intel, serta SIS 655 dan SIS Dari SIS.
Bios yang digunakan harus telah mendukung fasilitas ini.
Sistem operasi yang digunakan harus Windos XP Profesional Edition, Windows XP Home Edition, Linux dengan kernel versi 2.4.18 atau yang lebih tinggi.

Pentium 4 Hyper-threading berbeda dengan pentium 4 versi sebelumnya. Kinerja prosesor ini lebih cepat terutama pada kondisi beban kerja yang berat. Boleh dikatakan memiliki performa yang jauh lebih bagus.
Sebutan resmi untuk teknologi Hyper-threading adalah Hyper-Threading Technology yang disingkat dengan sebutan HTT. Teknologi karya Intel ini merupakan pengembangan dari teknologi Super-threading yang sebelumnya pernah diterapkan di prosesor Xeon. Hyper-threading adalah bentuk teknologi yang lebih maju, yang menggunakan teknologi simultaneous multithreading (SMT), yang kemudian diterapkan pada beberapa varian prosesor Pentium 4. Teknologi Hyper-threading ini tidak diterapkan di generasi prosesor Pentium M berbasis core, Merom, Conroe dan Woodcrest.
Perlu pula diketahui, penggunaan teknologi hyper-treading ini ternyata tidak efisien dalam penggunaan energi. Masalah inilah yang menjadi pertimbangan mengapa teknologi hyper-threading ini tidak diterapkan pada prosesor-prosesor baru berbasis core. Teknologi Hyper-threading sendiri dapat digambarkan sebagai berikut: Sebuah prosesor yang dilengkapi teknologi hyper-threading oleh software ‘Operating system’ dianggap terdiri dari 2 prosesor (2 ‘logical’ processor). Dengan demikian ‘operating system’ dapat bekerja secara simultan di kedua prosesor (‘logical’ prosesor) tersebut. Hal ini mengakibatkan prosesor dapat memproses beberapa pekerjaan (berkas/tugas) sekaligus, sehingga pemrosesan berjalan lebih cepat dan memperpendek waktu kerja.
Boleh juga dikatakan, dengan adanya teknologi Hyper-threading ini memungkinkan sebuah prosesor bekerja seperti ‘dual prosesor’, atau prosesor tunggal dibaca seolah-olah menjadi ganda. Hal ini terjadi karena teknologi ini bekerja dengan cara menggandakan (menduplikasi) bagian/seksi tertentu dari prosesor (menyimpan catatan arsitektur prosesor).

Teknologi hyper-threading mampu meningkatkan performa prosesor hingga 40 %, bahkan ada yang menjelaskan dapat meningkatkan kemampuan proses kerja hingga dua kali lipat. Pihak Intel sendiri menyatakan bahwa kecepatan Pentium 4 Hyper-threading mampu meningkat 30% dibandingkan Pentium 4 non Hyper-threading. Pada beban kerja yang berat, teknologi hyper-threading mampu meningkatkan performa prosesor Pentium 4, yaitu menghasilkan kinerja yang lebih baik/cepat dibandingkan prosesor Pentium 4 tanpa teknologi hyper-threading. Akan tetapi, perbaikan performa ini juga sangat bergantung program aplikasi yang digunakan. Beberapa program justru menurun performanya ketika teknologi Hyper-threading ini diaktifkan. Kadangkala penurunan performa ini bersifat unik di Pentium 4 (bervariasi bergantung nuansa arsitektur prosesornya). Penurunan tersebut sebenarnya bukan sifat/karakteristik simultaneous multithreading.
Perlu diketahui bahwa fungsi hyper-threading ini bisa bekerja optimal bila didukung oleh sistem operasi yang sesuai, misalnya Windows XP. Terdapat empat golongan/versi Pentium 4 HT, masing-masing diberi nama sandi Northwood, Prescott, Prescott 2 M, dan Cedar Mill.
Prosesor Pentium 4 HT dengan nama sandi Northwood
Berbeda dengan Pentium 4 versi awal yang juga bernama sandi Northwood. Perbedaannya terletak pada tambahan teknologi hyper-threading (HT). Pada versi terdahulu, hanya prosesor yang clock speed-nya 3066 MHz yang dilengkapi teknologi HT, sedangkan pada versi ini seluruhnya mendapat dukungan teknologi HT, dan FSB-nya 800 MHz kecuali yang prosesor yang clock speednya 3066 MHz yang masih ber FSB 533 MHz.
Prosesor Northwood versi ini dibangun dengan teknologi proses 130 nm, menggunakan soket 478 dan L2 cache 512 KB (ketiga fitur ini sama dengan versi sebelumnya), namun performa atau kinerjanya jauh lebih bagus dari Northwood versi sebelumnya. Clock speed prosesor berkisar pada 2400 MHz hingga 3400 MHz. Beberapa model/varian Pentium 4 HT dengan nama sandi Northwood yang diproduksi oleh Intel disajikan pada Tabel

Daftar prosesor Pentium 4 HT dengan nama sandi Northwood.
Seluruhnya dibangun dengan teknologi proses 130 nm, L2 cache 512 KB, soket 478.

Tabel HT PResscott Pentium 4 HT dengan nama sandi Prescott
Prosesor Prescott versi HT berbeda dengan Prescott non HT. Perbedaan yang mecolok terletak pada fitur hyper-threadingnya. Perbedaan yang lain terletak pada FSB dan clock speednya. Prosesor Prescott versi HT, sebagian modelnya masih ber-FSB 533 MHz, sebagian yang lain sudah ditingkatkan menjadi 800 MHz. Clock speed terendah dari prosesor yang telah diproduksi adalah 2800 MHz dan yang tertinggi 3800 MHz. Fitur yang lain, hampir tak berbeda dengan versi pendahulunya.
Daftar prosesor Pentium 4 HT dengan nama sandi Prescott. Seluruhnya dibangun dengan teknologi proses 90 nm, L2 cache 1024 KB, mendukung teknologi SSE3.
Fitur Intel 64 ( implementasi Intel’s x86-64) terdapat pada prosesor seri F, 5×1, 517, 524. Sedangkan fitur XD bit ( implementasi NX bit terdapat pada prosesor 5×0J, 5×1, 517, 524

Tabel P4 HT PResscott
Tabel P4 HT Presscott2
Pentium 4 HT dengan nama sandi Prescott 2 M
Tampaknya prosesor Prescott 2M HT merupakan perkembangan dari prosesor Prescott sebelumnya. Pada seri ini semua tipe prosesornya diberi dukungan teknologi hyper threading, Intel 64 dan XD bit. Dimana pada prosesor Prescott versi sebelumnya dukungan kedua teknologi yang terakhir (Intel 64 dan XD bit) hanya diberikan pada seri-seri prosesor tertentu. Perkembangan lainnya terlihat pada fitur L2 cache yang meningkat menjadi 2048 KB, FSB seluruhnya menjadi 800 MHz, tidak ada yang ber- FSB 533, menggunakan soket LGA (tidak ada yang menggunakan soket 478). Bahkan pada sebagian seri prosesor Prescott 2M ini ditambahkan dukungan teknologi Eist Enhanced Intel SpeedStep Technology (EIST) dan VT (Virtualization Technology). Peningkatan-peningkatan fitur tadi jelas membuat performan dan kinerja Prescott 2M menjadi lebih baik. Informasi lebih lengkap setiap seri prosesornya disajikan pada Tabel

Daftar prosesor Pentium 4 HT dengan sandi Prescott 2 M
Seluruhnya dibangun dengan teknologi proses 90 nm, L2 cache 2048 KB, FSB 800 MHZ.

mendukung teknologi SSE3, Intel 64 (implementasi Intel’s x86-64), XD bit (Implementasi NX bit)
Fitur Virtualization Technology terdapat pada prosesor seri 6×2. Sedangkan Enhanced Intel SpeedStep Technology (EIST) terdapat pada semua seri prosesor kecuali pada 620

Tabel 2M
Pentiumm 4 HT dengan nama sandi Cedar Mill
Proseose Cedar Mill dibangun dengan teknologi proses 65 nm. Clock Speed setiap seri prosesor bervariasi, berkisar 3000 MHz hingga 3600 MHz . Fitur-fitur (dukungan teknologi) pada prosesor tidak berbeda jauh dengan Prescott 2M. Perbedaan yang agak mencolok terletak pada teknologi prosesnya. Prosesor Prescott 2M dibangun dengan teknologi proses 90 nm, sedangkan prosesor Cedar MIll dibangun dengan teknologi proses 65 nm. Seri-seri prosesor Cedar Mill dapat dilihat pada table

Daftar prosesor Pentium 4 HT dengan nama sandi Cedar Mill
Seluruhnya dibangun dengan teknologi proses 65 nm, L2 cache 2048 KB, FSB 800 MHz, mendukung teknologi SSE3, Intel 64 ( implementasi Intel’s x86-64), XD bit (implementasi NX bit)
Fitur Enhanced Intel SpeedStep Technology (EIST) terdapat seri prosesor (spec.number) C1 dan D0
Tabel HT Cedar Mill
Pentium 4 Extreme Edition
Sesuai dengan namanya yaitu ‘Pentium 4 Extreme Edition’, fitur prosesor ini memang ada yang ektrim. Dibandingkan dengan versi pentium 4 lainnya, Pentium 4 Extreme Edition menyandang kelebihan-kelebihan tertentu. Seluruh prosesornya diproduksi dengan clock speed di atas 3000 MHz dan dilengkapi dengan teknologi hyper-threading. Clock speed terendah adalah 3200 MHZ. Tampaknya Pentium 4 Extreme Edition disediakan untuk para konsumen yang maniak (penggemar berat) komputer yang biasanya menyukai hal-hal yang bersifat lebih atau ekstrim. Patut diketahui bahwa Pentium 4 Extreme Edition (P4 EE) bukanlah Pentium Extreme Edition (PEE). Pentium 4 Extreme Edition merupakan prosesor single core (core tunggal), sedangkan Pentium Extreme Edition merupakan prosesor dual core (core ganda) yang akan dibahas dalam bab tersendiri.Terdapat dua golongan Pentium 4 Extreme Edition. Golongan pertama diberi nama sandi Gallatin, golongan kedua diberi nama sandi Prescott 2M
Pentium 4 Extreme Edition dengan nama sandi Gallatin
Prosesor Pentium 4 Gallatin dibangun dengan teknologi proses 130 nm, ada yang menggunakan soket 478, ada pula yang menggunakan soket LGA. FSB yang digunakan juga cukup besar, ada yang 800 MHz, dan ada yang 1066 MHz. Selain L2 cache sebesar 512 KB, prosesor ini mempunyai L3 cache sebesar 2048 KB. Kecuali Pentium 4 Extreme Edition, tidak ada versi Pentium 4 lainnya yang memiliki FSB 1066 MHz, apalagi L3 cache. Patut dicatat bahwa L3 cache hanya terdapat pada prosesor-prosesor tertentu. Prosesor Gallatin diproduksi dengan clock speed 3200 MHz hingga 3466 MHz. Pada Tabel 19 disajikan 4 model prosesor Gallatin dengan berbagai sepesifikasi/ fiturnya.
Daftar prosesor Pentium 4 Axtreme Edition dengan nama sandi Gallatin
Seluruhnya dibangun dengan teknologi proses 130 nm, L2 cache 512 KB, dan L3 cache 2048 KB
Tabel HT Galatin
Pentium 4 Extreme Edition dengan nama sandi Prescott 2M
Prosesor Prescott 2M dari golongan Pentium 4 Extreme Edition sedikit berbeda dengan prosesor Prescott 2M yang berasal dari golongan Pentium 4 HT. Perbedaan ini terletak pada dukungan/fitur Virtualization Technology (VT) dan nilai FSB-nya. Yang terdahulu ber-FSB 800 MHz dan sebagian model prosesornya ada fitur VT,sedangkan golongan Pentium 4 Extreme Edition ber-FSB 1066 MHz, namun tak ada fitur VT-nya.Sampai sekarang (saat menyusun buku ini), penulis mengetahui hanya ada satu buah model prosesor Prescott dari golongan Pentium 4 Extreme Edition, yaitu seperti yang disajikan pada Tabel

Daftar prosesor Pentium 4 Extreme Edition dengan nama sandi Prescott 2M
Prosesor dibangun dengan teknologi proses 90 nm, dengan dukungan terhadap teknologi MMX,SSE, SSE2,SSE3,Hyper-Threading,EIST,Intel 64 (implementasi Intel’s x86-64) dan XD bit (implementasi NX bit) P4 Xtreme 2m
Sumber :
http://arimiftahussalam.blogspot.com/2010/03/pengertian-teknologi-hyperthreading.html
  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

OSPF (Open Shortest Path First)



Network - Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP (InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
 Gambar OSPF

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link State yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.


Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan Neighbour Router atau Router Tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan Neighbor Router.

Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet.

Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :
  1. Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
  2. Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
  3. Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.

Kelebihan dari OSPF sebagai berikut
  • Tidak menghasilkan routing loop
  • Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
  • Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
  • Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
  • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan dari OSPF sebagai berikut :
  • Membutuhkan basis data yang besar
  • Lebih rumit
  •  
Sumber:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Data Center

Apa itu Data Center?

Datacenter (atau Data Center) jika diterjemahkan memiliki arti tempat penyimpanan pusat. Carrie Higbie dari Global Network Applications menyatakan bahwa setiap organisasi memiliki data center, walaupun hanya berupa sebuah ruangan server atau sebuah komputer. Pada kasus ini datacenter bisa disamakan dengan network operations center (NOC), sebuah area yang aksesnya dibatasi dan berisi sistem otomatis yang secara konstan memonitor aktivitas server, traffic web, dan koneksi jaringan.
Datacenter merupakan sistem komputer terpenting sekaligus paling rapuh. Pada dasarnya, data center merupakan sebuah tempat yang memiliki jaringan komputer dan infrastruktur lain, seperti backup power, pengatur udara, dan sistem keamanan.

Tier Data Center

Ada 4 Tier / tingkatan untik mengidentifikasi datacenter berdasarkan infrastruktur dan topologinya. Berikut adalah ke-4 Tier yang diklasifikasikan oleh Lembaga Uptime:
  • Tier 1: disusun dari sebuah jalur power dan cooling, tanpa komponen redundansi, memberikan ketersediaan (availabilitas) hingga 99.671%.
  • Tier II: disusun dari sebuah jalur power dan cooling, dengan komponen redundansi, memberikan ketersediaan (availabilitas) hingga 99.741%.
  • Tier III: disusun oleh banyak power dan cooling system, namun hanya satu jalur yang aktif. Mampu memberikan availabilitas hingga 99.982%.
  • Tier IV: disusun oleh banyak power dan cooling system, memiliki komponen redundansi. Mampu memberikan availabilitas hingga 99.995%.
Ukuran data center beragam, tergantung dari jumlah komputer dan perangkat yang terdapat di dalamnya. Dalam sekup terkecil, data center bisa berupa sebuah komputer yang hanya dipergunakan oleh perseorangan. Sedangkan yang lebih besar (terdiri dari banyak komputer) biasanya dipakai untuk kepentingan sebuah organisasi atau lembaga.
Perusahaan hosting besar, seperti Hostgator memiliki datacenter mampu menampung ribuan komputer atau server. Selain perusahaan hosting, data center juga dimiliki oleh Bank atau lembaga-lembaga besar lainnya. Data center sebuah bank biasanya terdiri dari jaringan komputer untuk meletakkan data-data penting seperti data nasabah. Universitas juga bisa memiliki data center, yang tidak hanya dipakai untuk menyimpan data mahasiswa, namun juga untuk menyimpan semua informasi tentang Universitas tersebut.
Informasi yang tersimpan pada Data center bisa menjaga keberlangsungan sebuah institusi. Bayangkan jika datacenter berhasil dibobol atau dikacaukan oleh pihak luar, maka akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemilik data center tersebut. Maka dari itu data center biasanya dilengkapi dengan pengamanan super lengkap, seperti penahan api, pendeteksi asap, pengatur suhu ruangan, akses biometrik, kamera CCTV, power backup generator, serta berbagai teknologi mutakhir lainnya. Selain mencegah datangnya musibah, pemilik data center juga biasanya melakukan backup rutin sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi kerusakan atau kehilangan data.
Data center juga bisa ditemukan pada lembaga pemerintah, perusahaan yang memiliki banyak markas besar, provider alat-alat elektronik seperti televisi, ponsel, dan sejenisnya. Semakin besar datacenter, semakin rumit pula jenis dan tingkat proteksi yang diperlukan. Ini karena setiap komputer terhubung pada jaringan yang sama. Sehingga jika terjadi masalah pada satu komputer, bisa mengancam keselamatan komputer lainnya pada jaringan tersebut. Seberapa besarpun ukuran datacenter, fungsinya sama yaitu untuk mengumpulkan dan melindungi data seseorang atau kelompok (organisasi, perusahaan, dll).



Manfaat Data Center

keberadaan fasilitas Data Center dibutuhkan oleh para mereka atau perusahaan yang memerlukan fasilitas tempat penyimpanan data untuk kelangsungan usaha/bisnis mereka. Fungsi lainnya adalah sebagai sarana penyimpan data yang yang aman, apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti kebakaran, bencana alam yang dapat data informasi yang penting bagi perusahaan. Oleh karena itu biasanya data center memiliki sistem keamanan yang sangat ketat seperti sistem anti kebakaran, anti bencana alam, sistem pengatur suhu dan penggunaan kamera cctv untuk keamanannya.

Dengan adanya fasilitas data center atau pusat data, para pemilik bisnis atau perusahaan dapat menjalankan bisnis terutama dalam bidang komunikasi, perdagangan elektronik atau e-commerce. Perkembangan Data center di Indonesia juga terus mengalami dalam bisah teknologi, misalnya dengan mulai adanya Green Data Center yang memiliki teknologi canggih dengan penggunaan energi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan


Manfaat Data Center


keberadaan fasilitas Data Center dibutuhkan oleh para mereka atau perusahaan yang memerlukan fasilitas tempat penyimpanan data untuk kelangsungan usaha/bisnis mereka. Fungsi lainnya adalah sebagai sarana penyimpan data yang yang aman, apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti kebakaran, bencana alam yang dapat data informasi yang penting bagi perusahaan. Oleh karena itu biasanya data center memiliki sistem keamanan yang sangat ketat seperti sistem anti kebakaran, anti bencana alam, sistem pengatur suhu dan penggunaan kamera cctv untuk keamanannya.

Dengan adanya fasilitas data center atau pusat data, para pemilik bisnis atau perusahaan dapat menjalankan bisnis terutama dalam bidang komunikasi, perdagangan elektronik atau e-commerce. Perkembangan Data center di Indonesia juga terus mengalami dalam bisah teknologi, misalnya dengan mulai adanya Green Data Center yang memiliki teknologi canggih dengan penggunaan energi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. - See more at: http://boenesaja.blogspot.com/2012/10/data-center-indonesia.html#sthash.fvYgHehu.dpuf

Manfaat Data Center


keberadaan fasilitas Data Center dibutuhkan oleh para mereka atau perusahaan yang memerlukan fasilitas tempat penyimpanan data untuk kelangsungan usaha/bisnis mereka. Fungsi lainnya adalah sebagai sarana penyimpan data yang yang aman, apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti kebakaran, bencana alam yang dapat data informasi yang penting bagi perusahaan. Oleh karena itu biasanya data center memiliki sistem keamanan yang sangat ketat seperti sistem anti kebakaran, anti bencana alam, sistem pengatur suhu dan penggunaan kamera cctv untuk keamanannya.

Dengan adanya fasilitas data center atau pusat data, para pemilik bisnis atau perusahaan dapat menjalankan bisnis terutama dalam bidang komunikasi, perdagangan elektronik atau e-commerce. Perkembangan Data center di Indonesia juga terus mengalami dalam bisah teknologi, misalnya dengan mulai adanya Green Data Center yang memiliki teknologi canggih dengan penggunaan energi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. - See more at: http://boenesaja.blogspot.com/2012/10/data-center-indonesia.html#sthash.fvYgHehu.dpu

Sumber:
http://hostingunlimitedterbaik.com/2012/07/12/definisi-dan-fungsi-data-center/
http://boenesaja.blogspot.com/2012/10/data-center-indonesia.html


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Multi Protocol Label Switching (MPLS)

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, maka kebutuhan terhadap suatu jaringan akan semakin meningkat, terutama untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang lain, dimana kedua tempat jaringan tersebut letaknya saling berjauhan, maka untuk menghubungkan keduanya agar terjadi suatu koneksi yang lebih cepat dan lebih baik maka diperlukan suatu jalur yang dinamakan Multi Protocol Label Switching (MPLS).

Seperti kita ketahui bersama bahwa MPLS adalah suatu teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. MPLS bekerja pada packets dengan MPLS header, yang berisi satu atau lebih label. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label pada MPLS digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering.

Diharapkan dengan adanya jalur MPLS tersebut maka suatu jaringan dapat terhubung dan terkoneksi dengan mudah dan diharapakan proses pengaksesannya bisa lebih cepat dan lebih baik.

Pengertian MPLS

Multiprotocol Label Switching (MPLS) [1] adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.

Multiprotocol Label Switching (MPLS) [2] adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket.

Paket-paket pada MPLS diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF, BGP atau EGP. Protokol routing berada pada layer 3 sistem OSI, sedangkan MPLS berada di antara layer 2 dan 3. OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol berbasis link state (dilihat dari total jarak) setelah antar router bertukar informasi maka akan terbentuk database pada masing – masing router. BGP (Border Gateway Protocol) adalah router untuk jaringan external yang digunakan untuk menghindari routing loop pada jaringan internet.

Header MPLS

MPLS bekerja pada packets dengan MPLS header, yang berisi satu atau lebih labels. Ini disebut dengan label stack. Header MPLS dapat dilihat pada gambar dibawah ini:



MPLS Header meliputi :
  1. 20-bit label value : Suatu bidang label yang berisi nilai yang nyata dari MPLS label
  2. 3-bit field CoS : Suatu bidang CoS yang dapat digunakan untuk mempengaruhi antrian
    packet data dan algoritma packet data yang tidak diperlukan
  3. 1-bit bottom of stack flag : Jika 1 bit di-set, maka ini menandakan label yang sekarang
    adalah label yang terakhir. Suatu bidang yang mendukung hirarki label stack
  4. 8-bit TTL (time to live) field. Untuk 8 bit data yang bekerja
Enkapsulasi Paket
 
Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Untuk mengetahui enkapsulasi paket pada MPLS dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-swiching table. Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR berikutnya. Saat LSR menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke LSR berikutnya.

Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan kembali dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header. Dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header sudah terletak di 'dasar' tumpukan header MPLS itu.

Arsitektur MPLS

MPLS, multi-protocol label switching, adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Network MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR).

Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan pemasangan label.


Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented.

Arsitektur Jaringan MPLS

  1. Penggolongan dan pemberian label pada packet. Setelah itu packets akan menuju provider (P). Dari provider, packet akan diteruskan ke inti.
  2. Pada inti, packet diteruskan berdasarkan label bukan berdasarkan pada IP address. Label ini menunjukkan penggolongan class (A, B, C, D) dan tujuannya.
  3. Menghilangkan label dan meneruskan packet pada sisi penerima.
MPLS Cloud


Keterangan :
  1. LER : Label Edge Router (label pada sisi router)
  2. LSR : Label Switch Router (label pada switch router)
  3. Forward Equivalence Class, meneruskan packets pada class yang sama.
  4. Label : menghubungkan suatu packet dalam FEC
  5. Label Stack : berbagai label yang berisi informasi tentang bagaimana packets akan diteruskan
  6. Label Switch Path : jejak packets untuk mengarahkan ke FEC tertentu
  7. LDP : Label Distribution Protocol, digunakan untuk mendistribusikan informasi label diantara MPLS dengan perangkat jaringan
  8. Label Swapping : berfungsi memanipulasi label untuk meneruskan packets sampai ke tujuan
Struktur Jaringan MPLS

Struktur jaringan MPLS terdiri dari edge Label Switching Routers atau edge LSRs yang mengelilingi sebuah core Label Switching Routers (LSRs). Adapun elemen-elemen dasar penyusun jaringan MPLS ialah :
  • Edge Label Switching Routers (ELSR)
Edge Label Switching Routers ini terletak pada perbatasan jaringan MPLS, dan berfungsi untuk mengaplikasikan label ke dalam paket-paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Sebuah MPLS Edge Router akan menganalisa header IP dan akan menentukan label yang tepat untuk dienkapsulasi ke dalam paket tersebut ketika sebuah paket IP masuk ke dalam jaringan MPLS. Dan ketika paket yang berlabel meninggalkan jaringan MPLS, maka Edge Router yang lain akan menghilangkan label tersebut.
Label Switches. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk menswitch paket-paket ataupun sel-sel yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut. Label Switches ini juga mendukung Layer 3 routing ataupun Layer 2 switching untuk ditambahkan dalam label switching. Operasi dalam label switches memiliki persamaan dengan teknik switching yang biasa dikerjakan dalam ATM.
  • Label Distribution Protocol (LDP)
Label Distribution Protocol (LDP) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan ikatan label yang telah dibuat dari satu LSR ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS. Dalam arsitektur jaringan MPLS, sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirimkan informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirimkan pesan untuk mengikat label tersebut bagi rute paketnya. Teknik ini biasa disebut distribusi label downstream on demand.
Jaringan baru ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
  1. MPLS mengurangi banyaknya proses pengolahan yang terjadi di IP routers, serta memperbaiki kinerja pengiriman suatu paket data.
  2. MPLS juga bisa menyediakan Quality of Service (QoS) dalam jaringan backbone, dan menghitung parameter QoS menggunakan teknik Differentiated services (Diffserv) sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai dengan skala
    prioritasnya.
Contoh Penggunaan MPLS Pada Jaringan

MPLS biasa digunakan pada jaringan. Berikut ini merupakan contoh penggunaan MPLS pada jaringan yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini,

Keterangan:
Misalnya kita akan menghubungkan antara jaringan di Lokasi A dengan jaringan di Lokasi C maka kita dapat melakukannya dengan beberapa cara misalnya melalui jalur routing protocol ataupun melalui jalur MPLS.
  • Dengan Jalur Routing Protocol
Jalur dari Lokasi A akan menuju ke R10 (Router 10) lalu menuju ke R1 (Router 1) selanjutnya ke R2 (Router 2) atau ke R4 (Router 4) kemudian jalurnya menuju ke R3 (Router 3) setelah itu ke R7 (Router 7) dan akhirnya langsung ke Lokasi C. Routing Protocol yang bisa digunakan antara lain yaitu OSPF, BGP dan RIP. Jalur internet yang menghubungkan antara Lokasi A dengan Lokasi C apabila menggunakan routing protocol akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jalur MPLS karena dengan routing protocol jalur yang dilewati lebih banyak.
  • Dengan VPN MPLS
VPN sama halnya dengan jalur MPLS, bedanya hanya data yang dikirim di enkripsi untuk menjaga keprivasian datanya. Selain itu dengan VPN MPLS dapat lebih singkat jalurnya hanya dengan menghubungkan Router di Lokasi A dengan Lokasi C.

Proses Pada MPLS

Untuk mengetahui proses switching yang terjadi pada MPLS dapat diketahui dengan gambar berikut,

  1. Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3.
  2. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan 3 pada paket yang diteruskan.
  3. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar.
  4. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim, kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya.
  5. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).
Standarisasi Protokol MPLS

Ada dua standardisasi protokol untuk memanage alur MPLS yaitu :
  1. CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Protocol)
  2. RSVP-TE, suatu perluasan protocol RSVP untuk traffic rancang-bangun
  • Suatu header MPLS tidak mengidentifikasi jenis data yang dibawa pada alur MPLS.
  • Jika header membawa 2 tipe jalur yang berbeda diantara 2 router yang sama, dengan treatment yang berbeda dari masing – masing jenis core router, maka header MPLS harus menetapkan jalurnya untuk masing – masing jenis traffic
MPLS Over ATM

MPLS over ATM adalah alternatif untuk menyediakan interface IP/MPLS dan ATM dalam suatu jaringan. Alternatif ini lebih baik daripada IP over ATM, karena menciptakan semacam IP over ATM yang tidak lagi saling acuh. Alternatif ini juga lebih baik daripada MPLS tunggal, karena mampu untuk mendukung trafik non IP jika dibutuhkan oleh customer. Gambar di bawa ini merupakan gambaran pada MPLS Over ATM

  • Seperti paket IP, paket MPLS akan dienkapsulasikan ke dalam AAL 5, kemudian dikonversikan menjadi sel – sel ATM.
  • Kelemahan sistem MPLS over ATM ini adalah bahwa keuntungan MPLS akan berkurang, karena banyak kelebihannya yang akan overlap dengan keuntungan ATM. Alternatif ini sangat tidak cost-effective
Hibrida MPLS-ATM

Hibrida MPLS-ATM adalah sebuah network yang sepenuhnya memadukan jaringan MPLS di atas core network ATM. MPLS dalam hal ini berfungsi untuk mengintegrasikan fungsionalitas IP dan ATM, bukan memisahkannya. Tujuannya adalah menyediakan network yang dapat menangani trafik IP dan non-IP sama baiknya, dengan efisiensi tinggi.

Network terdiri atas LSR-ATM. Trafik ATM diolah sebagai trafik ATM. Trafik IP diolah sebagai trafik ATM-MPLS, yang akan menggunakan VPI and VCI sebagai label. Format sel ATM-MPLS ,

Integrasi switch ATM dan LSR diharapkan mampu menggabungkan kecepatan switch ATM dengan kemampuan multi layanan dati MPLS. Biaya bagi pembangunan dan pemeliharaan network masih cukup optimal, mendekati biaya bagi network ATM atau network MPLS.

Label dan Labeled Paket

  1. Peralatan MPLS memforward ke semua packet yang diberi label dengan cara yang sama.
  2. Suatu label berada di tempat yang significant diantara sepasang peralatan MPLS.
  3. MPLS label dapat diletakkan pada posisi yang berbeda di dalam data frame, tergantung pada teknologi layer-2 yang digunakan untuk transport. Jika teknologi layer 2 mendukung suatu label, MPLS label adalah encapsulated bidang label yang asli.
Jika teknologi layer 2 tidak secara asli mendukung suatu label, maka MPLS label terletak pada suatu encapsulasi header.

GMPLS

GMPLS (Generalized MPLS) adalah konsep konvergensi vertikal dalam teknologi transport, yang tetap berbasis pada penggunaan label seperti MPLS. Setelah MPLS dikembangkan untuk memperbaiki jaringan IP, konsep label digunakan untuk jaringan optik berbasis DWDM, dimana panjang gelombang (λ) digunakan sebagai label. Standar yang digunakan disebut MPλS. Namun, mempertimbangkan bahwa sebagian besar jaringan optik masih memakai SDH, bukan hanya DWDM, maka MPλS diperluas untuk meliputi juga TDM, ADM dari SDH, OXC. Konsep yang luas ini lah yang dinamai GMPLS.

GMPLS merupakan konvergensi vertikal, karena ia menggunakan metode label switching dalam layer 0 hingga 3 [Allen 2001]. Tujuannya adalah untuk menyediakan network yang secara keseluruhan mampu menangani bandwidth besar dengan QoS yang konsisten serta pengendalian penuh. Dan terintegrasi Diharapkan GMPLS akan menggantikan teknologi SDH dan ATM klasik, yang hingga saat ini masih menjadi layer yang paling mahal dalam pembangunan network. Proses enkapsulasi pada GMPLS.


Implementasi MPLS

MPLS bersifat alami bagi dunia IP. Traffic engineering pada MPLS memperhitungkan sepenuhnya karakter traffic IP yang melewatinya. Keuntungan lain adalah tidak diperlukannya kerumitan teknis, seperti enkapsulasi ke dalam AAL dan pembentukan sel-sel ATM yang masing-masing menambah delay, menambah header, dan memperbesar kebutuhan bandwidth. MPLS tidak memperlukan hal-hal itu .

Persoalan besar dengan MPLS adalah bahwa hingga saat ini belum terbentuk dukungan untuk traffic non IP. Skema-skema L2 over MPLS (termasuk Ethernet over MPLS, ATM over MPLS, dan FR over MPLS) sedang dalam riset yang progressif, tetapi belum masuk ke tahap pengembangan secara komersial. Yang cukup menjadikan harapan adalah banyaknya alternatif konversi berbagai jenis traffic ke dalam IP, sehingga traffic jenis itu dapat pula diangkut melalui jaringan MPLS.

Kesimpulan

MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. Juga dapat dikatakan MPLS adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR). Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol
persinyalan. Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented. Dalam MPLS terdapat dua standarisasi, yaitu CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Protocol) dan RSVP-TE, suatu perluasan protocol RSVP untuk traffic rancangbangun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS